Bumi dimana kita bertempat tinggal perlu dijaga
kelestariannya , banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaganya. Secara
khusus di Bali, tempat di mana
saya dilahirkan dan bertempat tinggal selama ini. “ Pulau
Dewata “ itulah salah satu sebutan bagi Pulau
Bali. Pulau yang terkenal akan seribu
puranya, pulau yang terkenal
dengan tempat wisata yang indah dan eksotik, pulau yang terkenal dengan budaya serta adat istiadat penduduknya yang ramah dan tidak dapat dipisahkan dengan mayoritas
penduduknya yang beragama Hindu. Bali
juga sebagai destinasi serta etalase pariwisata dunia, Bali selalu tumbuh dan berkembang , untuk menjaga keindahan dan budaya Bali tersebut dibutuhkan upaya – upaya di segala
lapisan masyarakat untuk menjaga dan berupaya mengembangkan tehnologi tepat
guna dan ramah lingkungan untuk
menunjang pariwisata Bali itu. Nah
diantara semua usaha tersebut
termasuk didalamnya adalah upaya- upaya pengelolaan sampah yang baik,
karena pengelolaan sampah yang
baik berarti menjaga kebersihan dan keindahan alam disekitar kita. Juga adanya harapan
bahwa dari kerja keras mengelola sampah itu akan mendatangkan ide-ide kreatif
untuk menjadikan sampah yang tidak berguna menjadi benda yang bernilai ekonomis
tinggi dan juga merupakan salah satu usaha menjaga kelestarian alam
Bali ini. Dalam tulisan ini akan saya kemukan usaha- usaha mengelola
sampah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali dan juga Putra- Putra terbaiknya yang peduli dengan alam serta lingkungan dimana mereka bertempat
tinggal selama ini, yang mana dari kerja
keras mereka mengelola sampah, kehidupan ekonomi mereka dapat bertambah.
Selamat membaca saya berharap setelah membaca tulisan ini kalian dapat memetik manfaat bahwa kalau kita penduli
dengan alam kita juga akan dapat balasan yang setimpal dari alam itu, marilah
kita hidupkan semboyan dalam kehidupan
keseharian kita "BERBUAT DAN BERKARYALAH UNTUK BUMI KITA!"
MENGUBAH SAMPAH ORGANIK DISEKITAR KITA MENJADI PUPUK
Posted by
Tarmanda Aditya
|
Di sekeliling kita, banyak kita temui sampah. Sampah ini
bermacam-macam jenisnya mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan dedaunan
dari tanaman di sekitar rumah.
Semua sampah tersebut sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari apabila tidak dikelola dengan baik dan benar. Selain itu sampah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan virus yang berasal dari sampah yang tidak dikelola dengan tepat dapat tercampur air minum. Penyakit demam berdarah melalui perantaraan nyamuk, dapat pula meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Semua sampah tersebut sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari apabila tidak dikelola dengan baik dan benar. Selain itu sampah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan virus yang berasal dari sampah yang tidak dikelola dengan tepat dapat tercampur air minum. Penyakit demam berdarah melalui perantaraan nyamuk, dapat pula meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
Sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan, yaitu melalui cairan rembesan
sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai dan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
"lenyap". Betapa banyak sisi
negatif dari sampah ini padahal sampah
juga merupakan hasil dari "ulah" dan "kegiatan" manusia
khan ?
Kita sering mendengar istilah sampah organik dan non organik.
Yang perlu diketahui sampah organik berasal dari mahluk hidup seperti daun,
dahan tumbuhan, tubuh binatang serta lainnya yang sejenis dimana sifat sampah organik
ini dapat cepat terurai oleh mikroba
sehingga cepat menyatu dengan unsur tanah dan dapat menyuburkan tanah. Sedangkan sampah non organik berasal dari benda mati dan
tidak mudah terurai oleh mikroba dan tidak bisa menyatu dengan tanah, sehingga
pemanfaannya kembali biasanya dilakukan melalui proses daur ulang menjadi
barang yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.
Untuk itu, alangkah baiknya jika sampah organik dapat kita manfaatkan di
sekitar kita menjadi lebih berguna. Salah satunya, dengan melakukan pengumpulan
sampah organik untuk kita ubah menjadi pupuk/ kompos dalam waktu yang relatif singkat
dan dengan cara yang amat sederhana. Dengan bahan dan cara sebagai berikut,
kita bisa melakukan "sedikit" perubahan terhadap sampah.
Bahan yang akan kita gunakan:
- Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, sisa/potongan
sayuran, atau bahan organik apa saja (sampah organik) sebanyak 20 bagian.
- Dedak/katul 1 bagian.
- Dectro, kurang lebih 4 sendok makan.
- Air secukupnya, kira-kira 17 liter.
- Karung goni.
Cara Membuat:
1. Cacah bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan
dedak/katul;
2. Larutkan cairan Dectro ke dalam air;
3. Siramkan merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku, kemudian aduk
merata;
4. Campuran bahan baku tersebut ditaruh di atas ubin yang kering dengan
ketinggian sekitar 30 cm dan tutup dengan menggunakan karung goni.
Setelah 24 jam, sampah hasil olahan tersebut telah terfermentasi dan siap
digunakan sebagai pupuk tanaman (kompos). Pupuk ini akan cepat terurai apabila
digunakan dan ditutup dengan tanah.
Selamat mencoba dan manfaatkanlah sampah yang ada di sekitar kita, untuk kita
ubah jadi hal yang berguna. Go green! Jangan lupa simpan sampah pada tempatnya
dan jangan buang sampah sembarangan :)
Alamat foto1: http://31.media.tumblr.com/f532648697dba16ebe78b91b7e20ca10/tumblr_mqsm4l8Cpp1r7okqxo1_1280.jpg
Alamat foto2: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcZO1QVN9ietn3Dt-pVd97hQwtshJmCzkT-JFmwFS-ZJVpCVfkUHmZRGjyr_JzHxkYpdu-UZcGOV6FbDGcFGdHlZ1lcrtRs4e_7RFOeBycDFeHdZjm9OehqZgADBOubGVP4ULyiSjKWN0/s1600/SAMPAH+DAUN.jpg
Alamat foto3: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMhK8ZaMCIVHAb4fGecDR3_JLEEhC6quPuELwkpOm4JE9xLhwiG1yIUvikx5esFa1mI_hhe648iH2KFphOXYVs_PqXvCTERCrXQ5rhAPUKoCsKUggx0XGCu6S_h_i5hMrsr5ptLIwgx5U/s1600/1.jpg
DAUR ULANG SAMPAH MENJADI ENERGI LISTRIK
Posted by
Tarmanda Aditya
|
Monday, July 28, 2014
Banyak orang yang belum tahu bahwa sejak tahun 2005
Pemerintah Daerah Bali telah memiliki program daur ulang sampah menjadi energi listrik di tempat
penampungan akhir (TPA) Sampah di Suwung, pinggiran kota Denpasar dan telah menghasilkan
dua mega watt (MW) . Uji coba tersebut masih menghadapi kendala karena
kekurangan bahan baku sampah, dimana empat kabupaten/kota yang sepakat membuang
sampah ke TPA Suwung belum seluruhnya melakukan hal itu. Dimana
empat daerah tersebut meliputi Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar (Sarbagita)
telah sepakat membuang sampah ke TPA Suwung yang memiliki daya tampung a 800
ton per hari, tapi karena keterbatasan armada pengangkutan sampah ke lokasi TPA
Suwung tersebut sekarang hanya masuk 100 ton sampah per hari dari Denpasar dan sebagian
lagi dari Kabupaten Tabanan dan Badung . Yang mana kalau semuanya sudah membawa sampah
ke TPA Suwung maka listrik bisa diatasi dapat dihasilkan sesuai dengan target,
serta masalah akibat dari penumpukan masalah sampah segera teratasi.
PT PLN Distribusi Bali menjalin kerjasama dengan PT Navigat
Organic Energy Indonesia (NOEI) mendaur ulang sampah menjadi energi listrik. Dan
diharapkan kerjasama yang saling menguntungkan itu dapat membantu penyediaan pasokan
listrik di Bali.
Upaya itu memberikan manfaat yang besar dalam menghasilkan
energi listrik, disamping mengatasi masalah penyediaan lahan
"landfill" untuk pembuangan, penimbunan sampah sekaligus mengurangi
pencemaran lingkungan. Proyek tersebut
dirancang mampu mengelola 800 ton sampah per hari yang berasal dari sisa-sisa
yang tidak berguna di empat kota masing-masing Denpasar, Badung, Gianyar dan
Tabanan yang tergabung dalam Sarbagita. Pihak
investor telah mendatangkan sebuah alat canggih dari Inggris untuk mendeteksi
gas yang terkandung dalam sampah sebelum diolah menjadi energi listrik.
Pengelolaan sampah dengan menerapkan teknologi landfill
mampu menghasilkan energi listrik, disamping menangani masalah sampah secara
tuntas, yang selama ini tidak dapat
lakukan secara tuntas.
Pembangunan proyek yang digarap sejak akhir 2005 di atas lahan seluas sepuluh hektar yang disediakan Pemerintah Daerah Bali melalui tata kelola sampah bersama oleh empat kabupaten/kota yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan disingkat SARBAGITA itu mengambil tempat di pinggiran kota Denpasar tepatnya di TPA Suwung memerlukan dukungan dari segala lapisan masyarakat. Dimana program tersebut diharapkan selain mampu menghasilkan energi listrik, sekaligus mengelola sampah dengan baik, dalam mewujudkan kebersihan lingkungan serta memperbaiki kondisi sekitar tempat penampungan akhir (TPA) sampah di Suwung yang selama ini lokasinya tercemar akibat sampah yang tidak tertangani.
Pembangunan proyek yang digarap sejak akhir 2005 di atas lahan seluas sepuluh hektar yang disediakan Pemerintah Daerah Bali melalui tata kelola sampah bersama oleh empat kabupaten/kota yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan disingkat SARBAGITA itu mengambil tempat di pinggiran kota Denpasar tepatnya di TPA Suwung memerlukan dukungan dari segala lapisan masyarakat. Dimana program tersebut diharapkan selain mampu menghasilkan energi listrik, sekaligus mengelola sampah dengan baik, dalam mewujudkan kebersihan lingkungan serta memperbaiki kondisi sekitar tempat penampungan akhir (TPA) sampah di Suwung yang selama ini lokasinya tercemar akibat sampah yang tidak tertangani.
DAUR ULANG SAMPAH KACA JADI BARANG SENI
Posted by
Tarmanda Aditya
|
Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini,
terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi batas. Dengan
teknologi yang tepat, sampah yang tadinya menjadi masalah sebagai barang
buangan, kotor, berbau, menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan dapat
menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.
Daur ulang adalah salah satu cara yang digunakan untuk meminimalkan jumlah sampah yang ada untuk meningkatkan nilai ekonomisnya menjadi barang-barang yang berguna. Daur ulang merupakan proses untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.
Salah satu usaha daur ulang adalah daur ulang pada produk berbahan kaca. Banyak cara yang digunakan oleh para pengerajin untuk menyulap sampah kaca menjadi bisnis daur ulang dengan cara memanfaatkan kaca-kaca bekas sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan. Salah satunya adalah benda seni berupa kerajinan gelas dari bahan pecahan kaca. Selain terkesan mewah, bentuknya yang unik akan menarik para konsumen. Ini bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menggiurkan dengan kerajinan berbahan baku pecahan kaca.
Bahan yang dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.
Di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya tidak ketinggalan dalam usaha daur ulang sampah kaca ini. Usaha kerajinan kaca mozaik di kawasan Tegallalang, Ubud, Gianyar, dalam setahun terakhir berkembang pesat. Perkembangannya tidak hanya pada model dan ukuran kerajinan tetapi jenis media yang biasa ditempeli kaca mozaik juga makin beragam.
Kaca
mozaik juga banyak diminati turis asing. Bersamaan dengan hal tersebut para
pelaku usaha juga mulai meningkatkan kualitas produk. Semula kerajinan
tersebut menggunakan bahan keramik dengan cairan logam sebagai perekat.
Namun, kini bahannya diganti dengan kaca dan papan serta lem sebagai perekat.
Ada juga beragam media tempel dari bahan fiber.
Mozaik
dengan menggunakan media dari bahan fiber sedikit lebih istimewa karena
terdapat dalam berbagai bentuk. Selain bahan fiber bisa menekan biaya, juga
membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Permintaan
produk mozaik terus mengalir, selain dijual antar pulau produk ini juga di
jual di Beberapa negara tujuan ekspor antara lain Australia , dan beberapa di
negara Eropa.
Popular Posts
-
Di sekeliling kita, banyak kita temui sampah. Sampah ini bermacam-macam jenisnya mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan dedauna...
-
Bapak Suta Maya telah berkarya dengan kayu dan ranting bekas yang hanyut di pantai untuk dijadikan produk yang ramah lingkungan. Lain lag...
-
Banyak orang yang belum tahu bahwa sejak tahun 2005 Pemerintah Daerah Bali telah memiliki program daur ulang sampah menjadi ener...
-
Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini, terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi batas. Den...
-
Rasa penasaran mulai membayangi sampah plastik yang tidak dapat terurai sebelum 100 tahun, coba bayangkan bagaimana cara kita mengurangi sa...
-
Bumi dimana kita bertempat tinggal perlu dijaga kelestariannya , banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaganya. Secara khusus di ...
-
Bagi banyak orang memandang pantai adalah menikmati keindahan pemandangan serta ombak yang disajikan oleh pantai itu. Tapi tidaklah de...
-
Ada hal yang belum banyak diketahui orang selama ini adalah air yang digunakan untuk menyiram tanaman, air kolam, air mandi yang digun...