Selamatkan Bumi Kita dengan Teknologi Ramah Lingkungan!!!

Foto

Foto

Pages

BERBUAT DAN BERKARYALAH UNTUK BUMI KITA!

| Tuesday, July 29, 2014

Bumi dimana kita bertempat tinggal perlu dijaga kelestariannya , banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaganya.  Secara  khusus  di Bali, tempat di mana saya dilahirkan dan bertempat tinggal selama ini.    Pulau Dewata  itulah salah satu sebutan bagi  Pulau  Bali. Pulau yang terkenal akan seribu  puranya,  pulau yang terkenal dengan tempat wisata yang indah dan eksotik,  pulau yang terkenal dengan budaya  serta adat  istiadat penduduknya yang ramah  dan tidak dapat dipisahkan dengan mayoritas penduduknya yang beragama Hindu.  Bali juga sebagai  destinasi serta  etalase pariwisata dunia,  Bali selalu tumbuh dan berkembang ,  untuk menjaga keindahan  dan budaya Bali  tersebut dibutuhkan upaya – upaya di segala lapisan masyarakat untuk menjaga dan berupaya mengembangkan tehnologi tepat guna dan ramah lingkungan  untuk menunjang pariwisata Bali itu.  Nah diantara semua  usaha  tersebut  termasuk didalamnya adalah upaya- upaya pengelolaan sampah yang  baik,  karena pengelolaan sampah yang  baik  berarti  menjaga kebersihan dan keindahan  alam disekitar kita. Juga adanya harapan bahwa dari kerja keras mengelola sampah itu akan mendatangkan ide-ide kreatif untuk menjadikan sampah yang tidak berguna menjadi benda yang bernilai ekonomis tinggi  dan juga merupakan salah satu usaha menjaga kelestarian alam Bali ini.  Dalam tulisan  ini akan saya kemukan usaha- usaha mengelola sampah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Bali dan juga Putra- Putra terbaiknya yang peduli dengan  alam serta lingkungan dimana mereka bertempat tinggal selama ini,   yang mana dari kerja keras mereka  mengelola sampah,  kehidupan ekonomi mereka dapat bertambah. Selamat membaca saya berharap setelah membaca tulisan ini kalian dapat  memetik manfaat bahwa kalau kita penduli dengan alam kita juga akan dapat balasan yang setimpal dari alam itu, marilah kita hidupkan  semboyan dalam kehidupan keseharian kita "BERBUAT  DAN BERKARYALAH  UNTUK  BUMI  KITA!"

MENGUBAH SAMPAH ORGANIK DISEKITAR KITA MENJADI PUPUK

|

Di sekeliling kita, banyak kita temui sampah. Sampah ini bermacam-macam jenisnya mulai dari limbah rumah tangga sampai dengan dedaunan dari tanaman di sekitar rumah.

Semua sampah tersebut sangat mengganggu aktivitas kita sehari-hari apabila tidak dikelola dengan baik dan benar. Selain itu sampah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit, seperti diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat. Hal ini dikarenakan virus yang berasal dari sampah yang tidak dikelola dengan tepat dapat tercampur air minum. Penyakit demam berdarah melalui perantaraan nyamuk, dapat pula meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
 Sampah juga berdampak buruk terhadap lingkungan, yaitu melalui cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai dan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan "lenyap".  Betapa banyak sisi negatif dari sampah ini padahal  sampah juga merupakan hasil dari "ulah" dan "kegiatan" manusia khan ?

Kita sering mendengar istilah sampah organik dan non organik. Yang perlu diketahui sampah organik berasal dari mahluk hidup seperti daun, dahan tumbuhan, tubuh binatang serta lainnya yang sejenis dimana sifat sampah organik ini  dapat cepat terurai oleh mikroba sehingga cepat menyatu dengan unsur tanah dan dapat menyuburkan tanah. Sedangkan sampah non organik berasal dari benda mati dan tidak mudah terurai oleh mikroba dan tidak bisa menyatu dengan tanah, sehingga pemanfaannya kembali biasanya dilakukan melalui proses daur ulang menjadi barang yang berguna untuk membantu kehidupan manusia.
Untuk itu, alangkah baiknya jika sampah organik dapat kita manfaatkan di sekitar kita menjadi lebih berguna. Salah satunya, dengan melakukan pengumpulan sampah organik untuk kita ubah menjadi pupuk/ kompos dalam waktu yang relatif singkat dan dengan cara yang amat sederhana. Dengan bahan dan cara sebagai berikut, kita bisa melakukan "sedikit" perubahan terhadap sampah.



Bahan yang akan kita gunakan:

- Jerami kering, daun-daun kering, sekam, serbuk gergaji, sisa/potongan sayuran, atau bahan organik apa saja (sampah organik) sebanyak 20 bagian.

- Dedak/katul 1 bagian.

- Dectro, kurang lebih 4 sendok makan.

- Air secukupnya, kira-kira 17 liter.

- Karung goni.


Cara Membuat:

1. Cacah bahan baku kompos hingga agak halus, lalu campurkan dengan dedak/katul;

2. Larutkan cairan Dectro ke dalam air;

3. Siramkan merata larutan Dectro ke dalam campuran bahan baku, kemudian aduk merata;

4. Campuran bahan baku tersebut ditaruh di atas ubin yang kering dengan ketinggian sekitar 30 cm dan tutup dengan menggunakan karung goni.

Setelah 24 jam, sampah hasil olahan tersebut telah terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk tanaman (kompos). Pupuk ini akan cepat terurai apabila digunakan dan ditutup dengan tanah.

Selamat mencoba dan manfaatkanlah sampah yang ada di sekitar kita, untuk kita ubah jadi hal yang berguna. Go green! Jangan lupa simpan sampah pada tempatnya dan jangan buang sampah sembarangan :) 

Alamat foto1: http://31.media.tumblr.com/f532648697dba16ebe78b91b7e20ca10/tumblr_mqsm4l8Cpp1r7okqxo1_1280.jpg
Alamat foto2: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcZO1QVN9ietn3Dt-pVd97hQwtshJmCzkT-JFmwFS-ZJVpCVfkUHmZRGjyr_JzHxkYpdu-UZcGOV6FbDGcFGdHlZ1lcrtRs4e_7RFOeBycDFeHdZjm9OehqZgADBOubGVP4ULyiSjKWN0/s1600/SAMPAH+DAUN.jpg
Alamat foto3: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMhK8ZaMCIVHAb4fGecDR3_JLEEhC6quPuELwkpOm4JE9xLhwiG1yIUvikx5esFa1mI_hhe648iH2KFphOXYVs_PqXvCTERCrXQ5rhAPUKoCsKUggx0XGCu6S_h_i5hMrsr5ptLIwgx5U/s1600/1.jpg

DAUR ULANG SAMPAH MENJADI ENERGI LISTRIK

| Monday, July 28, 2014

Banyak orang yang belum tahu bahwa sejak tahun 2005  Pemerintah Daerah Bali  telah  memiliki program daur ulang  sampah menjadi energi listrik di tempat penampungan akhir (TPA) Sampah di Suwung, pinggiran kota Denpasar dan telah menghasilkan dua mega watt (MW) .    Uji coba tersebut masih menghadapi kendala karena kekurangan bahan baku sampah, dimana empat kabupaten/kota yang sepakat membuang sampah ke TPA Suwung belum seluruhnya melakukan hal itu. Dimana empat daerah tersebut meliputi Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar (Sarbagita) telah sepakat membuang sampah ke TPA Suwung yang memiliki daya tampung a 800 ton per hari, tapi karena keterbatasan armada pengangkutan sampah ke lokasi TPA Suwung tersebut sekarang hanya masuk 100 ton sampah per hari dari Denpasar dan sebagian lagi dari Kabupaten Tabanan dan Badung .  Yang mana kalau semuanya sudah membawa sampah ke TPA Suwung maka listrik bisa diatasi dapat dihasilkan sesuai dengan target, serta masalah akibat dari penumpukan masalah sampah segera teratasi.
PT PLN Distribusi Bali menjalin kerjasama dengan PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) mendaur ulang sampah menjadi energi listrik. Dan diharapkan kerjasama yang saling menguntungkan itu dapat membantu penyediaan pasokan listrik di Bali.
Upaya itu memberikan manfaat yang besar dalam menghasilkan energi listrik, disamping mengatasi masalah penyediaan lahan "landfill" untuk pembuangan, penimbunan sampah sekaligus mengurangi pencemaran lingkungan.  Proyek tersebut dirancang mampu mengelola 800 ton sampah per hari yang berasal dari sisa-sisa yang tidak berguna di empat kota masing-masing Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan yang tergabung dalam Sarbagita.  Pihak investor telah mendatangkan sebuah alat canggih dari Inggris untuk mendeteksi gas yang terkandung dalam sampah sebelum diolah menjadi energi listrik.
Pengelolaan sampah dengan menerapkan teknologi landfill mampu menghasilkan energi listrik, disamping menangani masalah sampah secara tuntas, yang selama ini  tidak dapat lakukan secara tuntas.

Pembangunan proyek yang digarap sejak akhir 2005 di atas lahan seluas sepuluh hektar yang disediakan Pemerintah Daerah Bali melalui tata kelola sampah bersama oleh empat kabupaten/kota yaitu Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan disingkat SARBAGITA itu  mengambil tempat di pinggiran kota Denpasar tepatnya di TPA Suwung memerlukan dukungan dari segala lapisan masyarakat. Dimana  program tersebut diharapkan selain mampu menghasilkan energi listrik, sekaligus mengelola sampah dengan baik, dalam mewujudkan kebersihan lingkungan serta memperbaiki kondisi sekitar tempat penampungan akhir (TPA) sampah di Suwung yang selama ini lokasinya tercemar akibat sampah yang tidak tertangani.




Alamat foto3      : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiE9hlHt1yE089zIc07iRP_JtCOhaN_7oRkFZuqvvBWhCmTbyOwg1nosnzJdktHQ6jGFPxW94Ats0VJaduoJx5yB31pvnyRxmF_TvRRWBct4wAhtvV0htZZi8Z7_eO-AFlnDLKsOn4Z3tU/s1600/Plang+IPST.JPG

DAUR ULANG SAMPAH KACA JADI BARANG SENI

|
Sampai saat ini sampah merupakan masalah serius di negeri ini, terutama di kota-kota besar dengan jumlah penduduk yang melebihi batas. Dengan teknologi yang tepat,  sampah yang tadinya menjadi masalah sebagai barang buangan, kotor, berbau, menimbulkan penyakit dan mencemari lingkungan dapat menjadi barang yang bisa dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi.

Daur ulang adalah salah satu cara yang digunakan untuk meminimalkan jumlah sampah yang ada untuk meningkatkan nilai ekonomisnya menjadi barang-barang yang berguna. Daur ulang merupakan proses untuk mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru.

Salah satu usaha daur ulang adalah daur ulang pada produk berbahan kaca. Banyak cara yang digunakan oleh para pengerajin untuk menyulap sampah kaca menjadi bisnis daur ulang dengan cara memanfaatkan kaca-kaca bekas sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan. Salah satunya adalah benda seni berupa kerajinan gelas dari bahan pecahan kaca. Selain terkesan mewah, bentuknya yang unik akan menarik para konsumen. Ini bisa menjadi peluang bisnis yang cukup menggiurkan dengan kerajinan berbahan baku pecahan kaca.

Bahan yang dibutuhkan adalah pecahan kaca atau pecahan botol bekas, toples bekas dan apa saja yang berbahan kaca. Bahan baku tersebut dibersihkan dari bahan kontaminan, dicuci hingga bersih dan dilebur dalam tungku pemanas bersuhu 1.500 derajat Celcius selama 24 jam. Setelah benar-benar meleleh, selanjutnya kaca itu dibentuk sesuai dengan keinginan. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang. Proses lainnya yang juga bisa dilakukan adalah bahan kaca yang sudah didapat dilakukan pemotongan dan dimodifikasi sesuai desain yang diinginkan misalnya dalam bentuk mainan maupun kerajinan.

Di Bali yang terkenal dengan pariwisatanya tidak ketinggalan dalam usaha daur ulang sampah kaca ini. Usaha kerajinan kaca mozaik di kawasan Tegallalang, Ubud, Gianyar, dalam setahun terakhir berkembang pesat. Perkembangannya tidak hanya pada model dan ukuran kerajinan tetapi jenis media yang biasa ditempeli kaca mozaik juga makin beragam.
Kaca mozaik juga banyak diminati turis asing. Bersamaan dengan hal tersebut para pelaku usaha juga mulai meningkatkan kualitas produk. Semula kerajinan tersebut menggunakan bahan keramik dengan cairan logam sebagai perekat. Namun, kini bahannya diganti dengan kaca dan papan serta lem sebagai perekat. Ada juga beragam media tempel dari bahan fiber.
Mozaik dengan menggunakan media dari bahan fiber sedikit lebih istimewa karena terdapat dalam berbagai bentuk. Selain bahan fiber bisa menekan biaya, juga membuat produk yang dihasilkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Permintaan produk mozaik terus mengalir, selain dijual antar pulau produk ini juga di jual di Beberapa negara tujuan ekspor antara lain Australia , dan beberapa di negara Eropa.







Popular Posts

 

Copyright © 2010 Save Our Earth